Sakit Kepala Primer
Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang tidak memiliki penyebab lain di baliknya, melainkan murni disebabkan oleh adanya masalah dengan struktur di kepala yang terlalu sensitif terhadap rasa sakit.
Kondisi tersebut juga melibatkan pembuluh darah, otot, saraf kepala, serta leher.
Beberapa contoh sakit kepala primer yang umum terjadi, antara lain:
Beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya sakit kepala primer, antara lain:
Saraf Apa yang Menyebabkan Sakit Kepala?
Sakit kepala sering kali disebabkan oleh iritasi atau tekanan pada saraf trigeminal, yang merupakan saraf kranial utama yang bertanggung jawab atas sensasi di wajah dan kepala. Ketika saraf ini teraktivasi atau tertekan, misalnya oleh pembuluh darah yang membesar atau tegangnya otot-otot sekitar kepala, sinyal rasa sakit dikirim ke otak, yang kemudian dirasakan sebagai sakit kepala. Saraf ini juga terkait dengan migrain dan jenis sakit kepala lainnya, di mana aktivasi berlebihan dari saraf trigeminal memainkan peran utama.
Sakit kepala tegang adalah jenis sakit kepala yang ditandai dengan nyeri ringan sampai sedang di kepala dan leher. Sakit kepala tegang sering kali digambarkan seperti ada tali yang mengikat kuat di sekitar kepala.
Sakit kepala tegang atau tension headache merupakan jenis sakit kepala yang paling sering terjadi. Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada remaja dan dewasa, terutama wanita.
Meski bisa cukup mengganggu, sakit kepala tegang umumnya dapat diatasi dengan obat-obatan dan pola hidup sehat. Namun, pada beberapa kondisi, misalnya sakit kepala yang terus berulang atau bertambah buruk, pemeriksaan oleh dokter perlu dilakukan.
FAQ Jenis Sakit Kepala
Mengenal Sakit Kepala
Nyeri kepala dideskripsikan sebagai rasa sakit atau rasa tidak enak di kepala, setempat atau menyeluruh dan dapat menjalar ke wajah, mata, gigi, rahang bawah, dan leher. Sakit kepala dapat muncul karena beragam penyebab tertentu. Sakit kepala bisa dirasakan ringan, tapi ada pula sakit kepala yang berat dan butuh perhatian ekstra.
Sakit kepala disebabkan oleh aktifnya saraf nyeri di kepala, baik akibat gangguan di kepala maupun bagian tubuh lain. Saraf ini mengirim sinyal rasa nyeri atau sakit ke otak.
Terdapat banyak sekali jenis sakit kepala. Namun sakit kepala bisa dibedakan menjadi dua kategori besar, yakni:
Ini jenis sakit kepala yang terjadi bukan karena kondisi medis lain. Contohnya:
Sakit kepala sekunder
Jenis sakit kepala ini terjadi karena terkait dengan atau disebabkan oleh kondisi medis lain, misalnya:
Gejala sakit kepala bervariasi, tergantung jenis sakit kepala yang dialami. Berikut ini gejala beberapa jenis sakit kepala yang kerap terjadi:
Sakit kepala sinusitis
Ada kecenderungan sakit kepala merupakan kondisi medis yang berkaitan dengan faktor keturunan, terutama migrain. Jika seorang anak memiliki migrain, setidaknya salah satu orang tuanya juga mengalaminya. Bahkan bila orang tua memiliki migrain, anaknya empat kali lebih mungkin mengalami migrain ketimbang anak yang orang tuanya tak punya migrain.
Penyebab sakit kepala bisa pula faktor lingkungan atau eksternal, seperti:
Adapun penyebab sakit kepala sekunder terkait dengan kondisi medis yang melatarbelakangi munculnya rasa sakit tersebut.
Diagnosis Sakit Kepala
Sakit kepala kadang-kadang bisa menjadi gejala dari penyakit tertentu.
Oleh karena itu, dokter akan meninjau riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik pada pengidap, untuk mendeteksi penyebab yang mendasari sakit kepala.
Pemeriksaan ini harus mencakup evaluasi neurologis yang lengkap.
Dokter juga akan merekomendasikan tes diagnostik jika mencurigai adanya kondisi medis tertentu yang menyebabkan sakit kepala. Tes diagnostik tersebut meliputi:
Penyebab Sakit Kepala
Rasa sakit yang dirasakan saat sakit kepala berasal dari gabungan sinyal antara otak, pembuluh darah, dan saraf di sekitarnya. Saraf tertentu di pembuluh darah dan otot kepala aktif dan mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak. Namun tidak jelas bagaimana sinyal ini bisa diaktifkan.
Berikut ini penyebab umum sakit kepala, di antaranya:
Sejumlah penyakit termasuk infeksi, pilek, dan demam menjadi penyebab sakit kepala. Sakit kepala juga umum terjadi pada kondisi seperti sinusitis (radang sinus), infeksi tenggorokan, atau infeksi telinga.
Dalam beberapa kasus, sakit kepala bisa disebabkan oleh pukulan di kepala atau merupakan tanda dari masalah medis yang lebih serius.
Stres emosional dan depresi serta mengonsumsi minuman beralkohol, melewatkan makan, perubahan pola tidur, dan minum terlalu banyak obat juga menjadi penyebab sakit kepala. Penyebab lainnya termasuk ketegangan pada leher atau punggung karena postur tubuh yang buruk.
Sakit dapat disebabkan oleh polusi lingkungan, termasuk asap rokok, asap kendaraan, bau menyengat dari bahan kimia, atau aroma parfum rumah tangga, alergen, dan makanan tertentu.
Kemungkinan pemicu lainnya termasuk kebisingan, pencahayaan, dan perubahan cuaca.
Asupan kafein dari minuman tertentu dapat mempengaruhi aliran darah ke otak. Apabila mengonsumsinya dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan sakit kepala. Begitu juga bila berhenti mengonsumsi kafein.
Ketika otak terbiasa terpapar kafein, mungkin akan menyebabkan nyeri jika tidak mengonsumsinya lagi. Hal ini mungkin karena kafein yang telah mengubah kimiawi otak. Oleh sebab itu, asupan kafein dalam jumlah sedang dan tidak terlalu berlebihan dapat mencegah terjadinya sakit kepala.
Sakit kepala, terutama sakit kepala migrain, cenderung diturunkan dari keluarga. Sebagian besar anak-anak dan remaja yang menderita migrain memiliki anggota keluarga lain yang juga mengalaminya.
Apabila kedua orang tuanya mempunyai riwayat migrain, maka ada kemungkinan 70% anaknya juga akan menderita migrain. Jika hanya salah satu orang tua yang memiliki riwayat jenis sakit kepala ini, risikonya turun menjadi 25%-50%.
Ciri-ciri sakit kepala dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari bisa berbeda-beda. Sakit kepala umumnya ditandai dengan gejala berikut:
Rasa sakit yang terjadi dapat berlangsung kurang dari satu jam dan bahkan hingga beberapa hari.
Biofeedback untuk Sakit Kepala
Biofeedback mengajarkan penderita sakit kepala untuk mengenali kapan ketegangan mulai terjadi di tubuh. Anda perlu belajar bagaimana tubuh merespons situasi stres dan cara mengatasinya.
Selama biofeedback, sensor terhubung ke tubuh. Dokter akan memantau respons fisik Anda yang tidak disengaja terhadap sakit kepala, yang meliputi peningkatan:
Sakit kepala tegang yang terjadi sesekali biasanya dapat merespons dengan baik terhadap obat pereda nyeri yang dijual bebas. Namun perlu diingat bahwa penggunaan obat-obatan ini terlalu sering dapat menyebabkan sakit kepala harian jangka panjang.
Untuk sakit kepala yang sering atau parah, dokter mungkin akan merekomendasikan obat sakit kepala yang diresepkan. Triptan dan jenis obat lain mampu menghentikan migrain. Obat ini diminum saat tanda pertama sakit kepala datang.
Obat tekanan darah tinggi, kejang, dan depresi terkadang dapat mencegah migrain.
Sakit Kepala Primer
Seperti yang telah dijelaskan di atas, sakit kepala primer adalah sakit kepala yang terjadi tanpa ada hubungan dengan penyakit lain. Dalam kata lain, tidak ada kelainan struktural pada jaringan otak dan jaringan di dalamnya yang memicu sakit kepala muncul.
Sakit kepala primer juga dapat dibagi-bagi menjadi beberapa jenis, yakni:
A. Tension-Type Headache
Tension headache atau jenis sakit kepala tegang merupakan sakit kepala yang paling sering terjadi karena kekakuan dan ketegangan pada otot wajah dan leher, serta dapat menjalar ke bagian depan kepala. Nyeri dapat terasa ringan, berat, dan kadang disertai mual.
Tension headache lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria. Penyebab sakit kepala tegang ini belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor pencetus, seperti stres, kelelahan, kurang tidur, terlambat makan, dan tegang.
Migrain adalah sakit kepala yang disebabkan gangguan pembuluh darah, akibat munculnya kombinasi antara vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan dilepasnya zat kimia dari serat saraf yang menyelimuti pembuluh darah tersebut.
Sakit kepala migrain sering digambarkan sebagai sakit kepala yang hebat, berdenyut-denyut, dan menyerang satu sisi kepala, walau kadang-kadang pada kedua sisi. Gejala sakit kepala lain yang sering menyertai migrain adalah rasa mual, muntah, pucat, rasa dingin pada ekstremitas, dan sensitif terhadap cahaya dan suara. Serangan migrain biasanya mereda dalam 4—72 jam.
Sebanyak 20 persen dari serangan migrain disertai dengan aura. Aura yang sering terjadi adalah munculnya cahaya berwarna yang berkedip yang berbentuk zig-zag atau timbul blind spot.
Seperti halnya tension headache, penyebab migraine juga belum diketahui secara pasti. Tetapi, Anda bisa mengalami sakit kepala migrain akibat beberapa faktor pencetus seperti stress, kelelahan, makanan yang mengandung MSG, cokelat, keju, dan faktor hormonal, seperti menstruasi.
Cluster headache adalah tipe sakit kepala primer yang jarang terjadi. Lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Sakit kepala ini menyerang secara berkelompok selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Selama periode ini pasien mendapat serangan satu sampai dua kali sehari, bahkan ada yang lebih dari dua kali sehari. Setiap serangan timbul selama 30 menit—1 jam. Serangan biasanya timbul pada waktu yang sama setiap hari dan dapat membuat pasien terbangun dari tidur.
Sakit seperti tertusuk di sekitar atau belakang mata dan biasanya satu sisi, mata berair dan merah, hidung tersumbat dan berair, dan penderita akan merasa sangat kesakitan dan seakan ingin membenturkan kepala. Penyebab dari cluster headache ini belum diketahui secara pasti, tetapi diduga stres, alkohol, dan merokok merupakan faktor pencetus.
Baca juga: Kenali Gejala Sakit Kepala, Tangani dengan Tepat